Friday, September 11, 2015

Filsafat Komunikasi

Posted by Unknown at 2:53 AM


TUGAS FILSAFAT KOMUNIKASI

PENYEBAB KERUNTUHAN JURNALISME


 
                                    Nama          : Halifah Qidya Affif 
                                    NIM             : 1371510643
   


  1. POSTMODERNISME
Posmodernisme dalam konteks sosiologi (perkembangan masyarakat) pertama kali muncul di Amerika Serikat pada akhir 1980-an. Di Indonesia, ciri masyarakat postmodernisme itu sendiri dideteksi muncul pada era 1990-an. Masyarakat postmodernisme adalah masyarakat yang secara finansial, pengetahuan, relasi, dan semua prasyarat masyarakat modern terlampaui. Artinya gejala postmodernisme muncul di berbagai belahan dunia jika masyarakatnya sudah memiliki keterpenuhan material, namun ia kering dari sudut kekayaan bathin seperti dikemukakan oleh Burhan Bungin. Keterpenuhan materi dan pada saat bersamaan menghadirkan kekosongan dimensi spiritualitas menumbuhkan berbagai gerakan yang bernuansa pencarian makna kehidupan (the meaning of life). Fenomena ini muncul karena manusia terus dipacu dan dipicu untuk memenuhi kebutuhan fisik-jasmani. Oleh sebab itu, kemunculan gerakan new age, child of god, dan merebaknya sekte spiritualitas merupakan salah satu indikasi kemuakan terhadap dunia materi yang diagung-agungkan modernisme. Gerakan new age merupakan kecenderungan ideologi postmodernisme yang sangat plural dan ekspresi serta sikap antagonisme dalam sebuah relasi subordinasi. New age membangun secara plural strategi-strategi revolusioner baru yang sesuai dengan semangat zaman dengan cara memfokuskan upaya tingkat wacana (discourse), kesadaran (consciousness), dan budaya (culture).
Secara filosofis kegagalan modernitas memenuhi segala kebutuhan manusia menyebabkan kepanikan atau krisis epistemologi. Krisis epitemologi muncul karena peralihan pemikiran, dari tradisi lama ke pola pikir baru. Namun pemahaman yang baru belum terformulasi secara komprehensif dan integral.
Menurut Yasraf Amir Piliang, kritik terhadap modernism dilakukan dalam dua arah, yakni kritik diri (self-critism) dan kritik dari luar modernistas atau yang ingin meruntuhkan modernitas yang dianggap telah kehilangan daya utopisnya. Latar belakang dari kemunculan postmodernisme dipicu oleh modernism yang menyimpan kebobrokan akut. Keburukan itu terbongkar dan disebarluaskan oleh media. Media akses, khususnya yang mempercepat tumbuh kembangnya postmodernisme.
Postmodernisme adalah gelombang kritik paling mutakhir terhadap modernism yang menjadikan sains, rasionalitas suatu “teologi” baru yang menghasilkan kebudayaan matematis, kalkulatif, monolitik, dan kering batin. Dalam arti umum postmodernisme dapat didefinisikan sebagai segala bentuk sikap kritis terhadap paradigma modern pada tingkat refleksi-teoritis maupun praksis-sosio kultural saat ini. Secara sederhana ajaran pokok postmodernisme terdiri dari:
  1. Menolak Universalitas
  2. Menolak Ideologi
  3. Menolak Obyektivikasi
  4. Mengkritik semua jenis sumber pengetahuan
  5. Menolak metodologi yang tetap dan pasti
Menurut Yasraf Amir Piliang, postmodernisme memiliki dua kecenderungan yaitu postmodernisme skeptik dan postmodernisme affirmatif. Ciri-ciri postmodernisme skeptik diantaranya seperti sikap yang antifondasi, antisosial dan antiideologi. Lain halnya dengan postmodernisme skeptik, postmodernisme affirmatif bersifat tidak radikal, mereka lebih mengutamakan penghargaan pluralisme dalam ideologi. Sementara itu, menurut Burhan Bungin ciri dari masyarakat postmodernisme yaitu:
  1. Memiliki pola hidup nomaden
  2. Secara struktur mereka berada pada titik nadir
  3. Lebih menghargai privasi sehinggal memunculkan sikap unik
  4. Bersifat sekuler dan liberal
  5. Cenderung mengadakan gerakan seperti back to nature, back to village, etc.


  1. CULTURAL STUDIES

Cultural studies pertama kali muncul di Birmingham, Inggris melalui Birmingham Center for Contemporary Cultural Studies sekitar tahun 1950. Perintisnya ialah Richard Hoggart dan Raymond Williams. Tokoh awal cultural studies yaitu Raymond Williams mendefinisikan budaya melalui pendekatan universal yang mengacu pada makna bersama yang terpusat pada aktivitas sehari-hari: nilai, material, simbolis, dan norma. Kebudayaan adalah pengalaman dalam hidup sehari-hari yang diwarnai beragam teks, praktik, dan makna. Williams menyebutkan bahwa kajian budaya meliputi enam poin, yaitu:
  1. Institusi-institusi yang memproduksi kesenian dan kebudayaan.
  2. Formasi-formasi pendidikan, gerakan, dan faksi-faksi dalam produksi kebudayaan.
  3. Bentuk-bentuk produksi, termasuk segala manifestasinya.
  4. Identifikasi dan bentuk-bentuk kebudayaan, termasuk kekhususan produk-produk kebudayaan, tujuan-tujuan estetisnya.
  5. Reproduksinya dalam perjalanan ruang dan waktu.
  6. Cara pengorganisasian.
Ada dua pengaruh penting dari marxisme terhadap kajian budaya, yaitu untuk memahami kebudayaan dan kajian budaya mengasumsikan bahwa masyarakat industri kapitalis merupakan masyarakat yang terbagi-bagi secara tidak adil di kalangan etnik, gender, generasi, dan kelas.
Ciri utama dari cultural studies adalah menempatkan teori kritis sebagai basis analisis. Pengertian teori kritis disini mencakup metode metadisiplin (semiotika, fiologi, dan hermenetika) dan post-disciplinary (mengabaikan ilmu alat ketika analisa dirasakan telah mencapai upaya membangun teori baru).

0 comments:

Post a Comment

 

Qidy's Stories