Monday, March 10, 2014

Teori Komunikasi 2

Posted by Unknown at 9:03 PM
TUGAS TEORI KOMUNIKASI



Dibuat oleh: 
Nama : Halifah Qidya Affif
N.I.M : 1371510643
KLP : PI



FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA 2014



BAB I PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

    Komunikasi sebagai sebuah disiplin ilmu memilki definisi yang beragam dari para ahli. Masing-masing memiliki konteks atau cakupan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa definisi dari berbagai sumber dan ahli tentang komunikasi. Menurut Liza Dwi Ratna Dewi, Ilmu Komunikasi digolongkan dalam Ilmu Sosial karena mempelajari “tingkah laku manusia”. Namun ilmu komunikasi memiliki ciri yang disebut Ilmu yang Multidisipliner. Disebut demikian karena dalam ilmu komunikasi juga dipelajari bagaimana manusia “menciptakan dan menginterprestasikan pesan atau tanda. Definisi lainnya dari Deddy Mulyana yang mengutip definisi dari Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, mengartikan komunikasi “sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi”. Berdasarkan definisi-definisi dan pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan), secara langsung maupun tidak langsung, dengan atau tanpa media dan menimbulkan efek tertentu. Dengan demikian komponen dalam komunikasi antara lain: komunikator, pesan, komunikan, media, dan efek. Bentuk komunikasi antara lain: komunikasi personal (personal communication), komunikasi kelompok (group communication), dan komunikasi massa (mass communication). Berdasarkan kesimpulan di atas, kami dari kelompok lima, akan membahas mengenai Komunikasi Massa, memahami teori komunikasi massa dari berbagai sumber dan ahli komunikasi dan menganalisanya dengan peristiwa-peristiwa disekitar yang berkaitan dengan komunikasi massa.

1.2 Tujuan 

      Setiap penelitian, memiliki tujuan untuk perkembangan ilmu yang bersangkutan, dengan bidang yang di teliti, berdasarkan rumusan masalah di atas, melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui Komunikasi Massa lebih mendalam.

1.3 Manfaat Penelitian

   - Manfaat secara Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu komunikasi khususnya komunikasi massa. 

  - Manfaat secara Praktis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran komunikasi massa, dan dapat dipahami oleh pembaca. 


BAB II PEMBAHASAN 


 2.1 Komunikasi Massa

   Komunikasi Massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Media massa antara lain : televisi, radio, bioskop, surat kabar, majalah. Menurut De Fluer dalam buku “Understanding Mass Communication“ yang dikutip oleh Nawiroh Vera dalam buku “Pengantar Komunikasi Massa“, “Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara “. Berbicara tentang komunikasi massa, maka tidak bisa terlepas dari hadirnya sebuah media massa (mass media). Komunikasi massa dan media massa ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Kedua-duanya saling bersinergi satu sama lain. Dalam sebuah sistem komunikasi massa, peranan media massa begitu signifikan dan mencakup hal-hal fundamental. Media massa sendiri dalam hal ini berfungsi sebagai alat yang mentransmisikan sebuah pesan yang dikonstruksikan oleh seorang komunikator dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio, dan internet. 


 2.2 Karakteristik Komunikasi Massa 

      Menurut Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, karakteristik komunikasi massa ada 8 bagian, yaitu :

  1. Komunikator terlembaga ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik.
  2. Pesan bersifat umum komunikasi itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukan untuk semua orang dan tidak ditunjukan untuk sekelompok orang tertentu.
  3. Komunikannya anonim dan heterogen komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi massa komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Sedangkan komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
  4. Media massa menimbulkan keserempakan kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi massa lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. 
  5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan setiap komunikasi melibatkan unsur isi, dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antar pesona, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi.
  6. Komunikasi massa bersifat satu arah secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Komunikator aktif menyampaikan pesan sedangkan komunikan aktif menerima pesan. Namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog, dengan demikian komunikasi itu bersifat satu arah. 
  7. Stimulasi alat indra terbatas dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada siaran radio dan rekaman auditif khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 
  8. Umpan balik tertunda komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

Dari beberapa komponen yang telah disebutkan diatas, penulis memahami bahwa, karakteristik komunikasi massa mempunyai berbagai cara dalam menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan, baik dengan menggunakan alat bantu media cetak maupun elektronik. Karena komunikasi ini bersifat umum, anonim dan heterogen maka komunikasi ini disusun sedemikian rupa dan disesuaikan berdasarkan karakteristik media massa yang akan digunakan dan bertujuan satu arah. Kelemahan beberapa karakteristik ini adalah mempunyai keterbatasan pada media massa karena tidak bisa melakukan komunikasi tatap muka sehingga umpan balik tertunda, Namun sebaliknya kelebihan karakteristik ini lebih mengedepankan unsur isi ketimbang hubungan, seperti yang terjadi pada komunikasi antar personal. 


 2.3 Teori-Teori Dasar Komunikasi 

2.3.1 Formula Lasswell 

     Lasswell adalah seorang ahli ilmu politik Amerika Serikat yang pada tahun 1948 mengungkapkan pemikirannya yang sangat terkenal dalam studi komunikasi massa. Menurut Lasswell untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan: 
  1. Who (Siapa) 
  2. Says What (Berkata Apa) 
  3. In Which Channel (Melalui Saluran Apa) 
  4. To Whom (Kepada Siapa) 
  5. With What Effect? (Dengan Efek Apa) 

Ungkapan diatas dikenal dengan “Formula Lasswell”. Ungkapan ini sederhana dan mudah dipahami sehingga membantu kita dalam mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian terhadap komunikasi massa. Lasswell menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi yang dapat digambarkan sebagai berikut : 

Formula Lasswell dan Jenis Penelitian
Contoh Mengaplikasikan Model Komunikasi Laswell:


  1. Jokowi (Who/ Siapa?) berbicara mengenai perubahan yang harus dilakukan pemimpin daerah untuk kemajuan daerahnya (Say What/ Apa?) melalui kampanye yang disiarkan melalui media televisi (In Which Channel/ Saluran?), kepada khalayak atau masyarakat (To Whom/ Penerima?) dengan pengaruh yang terjadi, khalayak mendapat pesan terhadap calon Gubernur yang mana yang akan dipilih atau tidak dipilihnya (With What Effect/ Dampak?).
  2. Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan. Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung (face to face) atau tidak langsung (menggunakan media). Setelah itu guru harus menyesuaikan topik atau tema yang sesuai dengan umur komunikannya, juga harus menentukan tujuan komunikasi atau maksud dari pesan agar terjadi dampak atau effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
  3. Kementrian Perpajakan mengiklankan progam wajib pajak melalui Televisi yang ditujukan kepada masyarakat indonesia agar dapat menggugah masyarakat sadar akan kewajibanya membayar pajak.

2.3.2 The Mathematical Theory of Communication 


        Oleh Claude Shannon dan Warren Weaver komunikasi digambarkan sebagai suatu proses yang linier dan searah. Yaitu proses dimana pesan diibaratkan mengalir dari sumber (komunikator) (komunikan). Ada lima fungsi yang beroperasi dalam proses komunikasi dan satu faktor disfungsional yaitu “noise” atau gangguan. 

The Mathematical Model of Communication


Pada dasarnya proses ini adalah proses bekerjanya sistem penyiaran radio. Proses diawali oleh sumber informasi yang menciptkan pesan untuk dikomunikasikan, pesan diubah dalam bentuk signal oleh transmiter sehingga dapat diteruskan melalui saluran kepada penerima (receiver). Penerima menyusun kembali signal menjadi pesan sehingga dapat mencapai tujuan. Dalam prosesnya signal memiliki potensi terganggu oleh berbagai sumber. Sehingga pesan yang dibuat oleh sumber dan disusun kembali oleh penerima hingga mencapai tujuan, tidak selalu memiliki makna yang sama. Ketidakmampuan komunikator untuk menyadari bahwa suatu pesan yang dikirimkan tidak selalu diterima dengan pengertian yang sama, adalah merupakan penyebab bagi kegagalan komunikasi. 

 2.4 Efek Media Massa 

2.4.1 Komunikasi Satu Tahap

         Komunikasi satu tahap secara garis besar adalah menganggap bahwa informasi yang terdapat dimedia massa memiliki efek langsung dan segera kepada khalayak. Salah satu teori komunikasi satu tahap adalah “The Hypodermic Theory” hasil pemikiran Kartz dan Lazarfeld. Dalam teori ini isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah khalayak, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan. 

Model Jarum Hipodermik


Teori ini makin powerfull ketika siaran radio Orson Welles (1938) menyiarkan tentang invansi makhluk dari planet mars menyebabkan ribuan orang di Amerika Serikat panik. Iklan kampanye calon presiden Susilo Bambang Yudoyono. Dengan iklan-iklan di media yang menarik sehingga audience mudah dipengaruhi apa lagi ditambah janji- janji manis yang terdapat di iklan tersebut sehingga audience semakin terpengaruhi untuk memilihnya. Yang pada akhirnya dia terpilih kembali menjadi presiden.

2.4.2 Komunikasi Dua Tahap 


         Teori Komunikasi Dua Tahap (Two Step Flow of Communication) oleh Lazarsfeld menyatakan bahwa “Dalam banyak peristiwa, informasi diteruskan dari berbagai media massa kepada para pemimpin pendapat, dan dari pemimpin pendapat kepada orang lain dalam populasi. 

Komunikasi Dua Tahap


Setiap pemimpin pendapat mempunyai kekuatan pengaruh yang berbeda-beda. Ada yang berpengaruh sangat kuat dan ada yang tidak. Hal ini dapat dicontohkan pada dua orang yang sedang menonton sebuah iklan motor di TV. Orang pertama berkeyakinan bahwa motor yang ditayangkan dalam iklan tersebut adalah paling bagus daripada motor lainnya, karena ia pun telah mencoba dan membuktikannya. Dan akhirnya ia menceritakan hal itu kepada penonton lain yang kebetulan sedang mencari motor yang dianggap baik pula. Setelah itu, penonton kedua pun mendapat keyakinan yang sama, sehingga ia membeli motor yang serupa. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel lain yang dianggap lebih bisa mendominasi daripada media adalah seseorang terdekat yang memberi pengaruh kuat pada orang lainnya.

2.4.3 Analisa Kultivasi 


         Cultivation Analysis adalah pendekatan teoritis dan strategi riset yang menggunakan indikator-indikator budaya sebagai dampak dari pesan-pesan utama (diistilahkan sebagai “aliran pusat” oleh Gerbner) dalam berbagai siaran-siaran televisi pada prime time dan hari-hari libur terhadap perkembangan dan kehidupan dalam masyarakat yang didominasi televisi. 

 Bagan Kultivasi


Aplikasi teori kultivasi yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari – hari seperti takut berjalan sendirian di malam hari. Seperti yang ada dalam sinetron kebanyakan. Sinetron ini menunjukkan bahwa wanita yang berjalan sendirian di malam hari, cenderung akan menimbukan kriminalitas, dimana korbannya adalah wanita itu sendiri. Hal ini disebabkan karena heavy view mempresepsikan tayangan di televisi secara berlebihan. Padahal, sebenarnya kemungkinan hal itu terjadi di dunia nyata adalah kecil. Kesimpulan ini diambil karena wanita lebih cenderung menjadi heavy view yang menonton sinetron, sehingga kebanyakan wanita akan lebih takut untuk berjalan sendirian dari pada pria. Seseorang heavy view yang gemar menonton film thriller dari kecil, cenderung akan memiliki jiwa psikopat. Dia akan meyakini bahwa film – film yang ditontonnya adalah realitas kehidupan, dimana keadilan hanya akan bisa ditegakkan dengan kekerasan. Oleh karena itu, apa yang dipercayainya dari film tersebut, kemungkinan besar akan diterapkan di kehidupannya. 

 2.5 Teori Khalayak

2.5.1 Pendekatan Uses and Gratifications

         Bidang ini memusatkan perhatian pada pengguna- pengguna (Uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan-pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Beberapa pendapat para ahli dalam melihat cara pandang atau pendekatan Uses and gratifications antara lain : Scharmm dan Roberts (1971) berpendapat bahwa, khalayak sangat aktif mencari apa yang mereka inginkan, menolak lebih banyak isi media daripada menerimanya, berinteraksi dengan anggota kelompok yang mereka masuki dan isi media yang mereka terima untuk menguji isi media dan membandingkan isi sebuah media dengan media lainnya. MeQuail (1981) yang berpendapat bahwa pendekatan Uses and Gratifications memberikan sebuah cara alternative untuk memandang hubungan antara isi media dan khalayak. Kerangka pemikiran dalam pendekatan Uses and Gratifications menurut Katz dan Blumer (1974) adalah:


  1. Selalu ada kondisi social psikologis dalam diri seseorang
  2. Kondisi ini menimbulkan kebutuhan informasi tertentu 
  3. Kebutuhan ini menciptakan harapan-harapan terhadap isi media 
  4. Harapan ini menimbulkan pola penggunaan media 
  5. Polapenggunaan media membutuhkan pemenuhandan membawa konsekuensi lain yang tidak diharapkan sebelumnya. 

 Model Pendekatan Uses and Gratifications



Teori Uses and Gratifications dapat kita lihat pengaplikasiannya saat kita membaca sebuah berita di media cetak atau elektronik seperti internet, pertama kali kita pasti akan membuka-buka situs berita seperti Detik.com, Kompas.com, Merdeka.com, Vivanews.com, dan lain-lain. Dan pada media internet atau situs berita yang anda buka, anda mengharapkan informasi tertentu. Bila harapan anda selalu terpenuhi, maka anda kemudian selalu memilih situs berita tersebut, sebaliknya jika harapan anda tidak terpenuhi, maka anda akan mengganti situs lainnya. Ini yang disebut pola penggunaan media.

2.6 Teori Organisasi Media 


      Salah satu contoh teori tentang organisasi media adalah Konsep “gatekeeper” (penjaga gawang) hasil studi Kurt Lewin di Amerika awal tahun 1950-an. Kurt Lewin menggunakan konsep “gatekeeper” sebagai sebuah konsep yang dijalankan oleh praktisi jurnalis bernama David Manning White. Seorang editor surat kabar di Mindwest Amerika. Dari pengalaman White dapat disimpulkan bahwa proses gatekeeping merupakan proses dimana unsur subyektifitas gatekeeper yakni pengalaman, perilaku dan harapan sangat berpengaruh dalam proses pemuatan sebuah berita.


Gambar pada model Gatekeeping dalam organisasi media diatas menunjukan proses internal gatekeeping pada organisasi ditanamkan dalam rutinitas dan karakteristik organisasi komunikasi, yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam organisasi gatekeeper. Sebuah informasi berita ditransmisikan dari satu gatekeepers kegatekeepers yang lain sebagai bagian dari mata rantai komunikasi. Dari reporter, ke editor, ke kepala biro. Proses pemilihan dan pembuangan berita itu terus berlangsung dan akhirnya sampai pada gatekeepers terakhir, yaitu Pemimpin Redaksi yang dijuluki “Mr. Gate”. Pemimpin Redaksi bisa jadi adalah seseorang yang memiliki kewenangan besar untuk menyeleksi berita-berita nasional dan internasional yang akan menurunkan dalam halaman pertama atau tidak.
Alasan-alasan penolakan Mr. Gate terhadap sebuah berita dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:
  1. Penolakan terhadap bahaya-bahaya dari berita yang dibuat.
  2. Memilih berita terbaik yang masuk dari suatu peristiwa yang sama. Sebagai contoh kasus lainnya, hilangnya majalah Tempo terbaru dari peredaran. Kita masih belum cukup mendalam menyoal isu-isu "internal" organisasi media, terutama cara pelaku media mengelola sumber daya dan cara mereka memproduksi konten. 



BAB III PENUTUP 




 3.1 Kesimpulan

       Komunikasi massa saling bersinergi dengan media massa (mass media). Media massa berfungsi sebagai alat yang mentransmisikan sebuah pesan yang dikonstruksikan oleh seorang komunikator dengan menggunakan alat- alat komunikasi seperti surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio, dan internet. Karakteristik media massa memiliki kelemahan dan kelebihan yakni: 
  • Kelemahannya tidak bisa melakukan komunikasi tatap muka sehingga umpan balik tertunda. 
  • Kelebihannya lebih mengedepankan unsur isi ketimbang hubungan, seperti yang terjadi pada komunikasi antar personal. 
Efek Media Massa meliputi:
  1. Komunikasi satu tahap yakni media massa memiliki efek langsung dan segera kepada khalayak.
  2. Komunikasi dua tahap Dalam banyak peristiwa, informasi diteruskan dari berbagai media massa kepada para pemimpin pendapat, dan dari pemimpin pendapat kepada orang lain dalam populasi
  3. Analisa Kultivasi yang membentuk pola pikir masyarakat melalui salah satu media massa yakni televisi. 
  4. Teori Khalayak melalui Pendekatan Uses and Gratifications memusatkan perhatian pada pengguna-pengguna (Uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan- pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan seseorang.
  5. Teori Organisasi Media proses subyektifitas gatekeeper yakni pengalaman, perilaku dan harapan sangat berpengaruh dalam proses pemuatan sebuah berita.

0 comments:

Post a Comment

 

Qidy's Stories